Berinfak Termasuk Kunci Rizki Yang Pasti Diganti

Berinfak Termasuk Kunci Rizki Yang Pasti Diganti

BERINFAK TERMASUK KUNCI RIZKI YANG PASTI DIGANTI

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menyebutkan bahwa bersedekah adalah bukti kejujuran dan keikhlasan akhlak seorang muslim, seperti di sebutkan dalam hadits di bawah ini :

Abu Malik Al-Harits bin ‘Ashim Al-Asy’ari atau Abu Malik al-Asy’ari Radhiyallahu Anhu (wafat 639 M di Syam) berkata bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda : “Kesucian itu sebagian dari iman, dan kalimat alhamdulillah memenuhi timbangan. Kalimat subhanallah dan alhamdulillah memenuhi ruang yg ada di antara langit dan bumi. Shalat itu cahaya, sedekah itu bukti, sabar itu cerminan, Al-Qur’an itu hujjah yg akan membela atau menuntutmu. Setiap manusia bekerja. Ada yg menjual dirinya, ada yg membebaskan dirinya, dan ada pula yg menghancurkan dirinya.” (HR. Al-Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi Asy-Syafi'i atau Imam Muslim rahimahullah, wafat 5 Mei 875 M, Naisabur, Iran).

Sedekah Dan Infaq

Sedekah atau dalam bahasa Arab disebut Shadaqah, sebenarnya adalah pemberian seorang Muslim kepada orang lain secara sukarela dan ikhlas, tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Sedekah lebih luas dari sekedar zakat maupun infaq. Karena sedekah tidak hanya berarti mengeluarkan atau menyumbangkan harta. Namun sedekah mencakup segala amal atau perbuatan baik. Sedekah dalam bentuk harta selain zakat dikenal dgn infaq.

Sedangkan kata infaq menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pemberian (sumbangan) harta dan sebagainya (selain zakat wajib) untuk kebaikan. Sedangkan menurut UU Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat bahwa pengertian infaq adalah harta yg dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha di luar zakat untuk kemaslahatan umum.

Infaq berarti juga, mengeluarkan atau membelanjakan harta yg mencakup zakat dan non-zakat. Infaq ada yg wajib ada yg sunnah. Jenis infaq minimal ada 2 yaitu infaq wajib diantaranya kafarat, nadzar, zakat dan sebagainya, dan infaq sunnah diantaranya infaq kepada fakir miskin sesama muslim, infaq bencana alam dan lain2.

Berbeda dgn zakat, dana infaq dapat diberikan kepada siapapun meskipun tidak termasuk dalam delapan asnaf (golongan penerima zakat). Adapun balasan bagi orang yg berinfak dan bersedekah banyak sekali disebutkan dalam Al Qur’an dan Al Hadits, antara lain disebutkan seperti pada hadist ini:

Dari Abu Huraira Radhiyallahu Anhu, ia berkata : “Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda : “Siapa yg bersedekah dgn sebiji korma yg berasal dari usahanya yg halal lagi baik (Allah tidak menerima kecuali dari yg halal lagi baik), maka sesungguhnya Allah menerima sedekah tsb dgn tangan kanan-Nya kemudian Allah menjaga dan memeliharanya untuk pemiliknya seperti seseorang di antara kalian yg menjaga dan memelihara anak kudanya. Hingga sedekah tersebut menjadi sebesar gunung.” (HR. Muttafaqun ’alaih)

Peringatan Rasulullah

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam memperingatkan : “Ada tiga hal yg dianggap dapat membinasakan kehidupan manusia, yaitu kekikiran (kebakhilan) yg dipatuhi, hawa nafsu yang diikuti, dan ketakjuban orang terhadap dirinya sendiri.”  

Hadis tsb diriwayatkan oleh Abul Qasim Sulaiman bin Ahmad Bin Ayyub  Asy-Syami Al-Lakhmiy Ath-Thabrani Imam Ath-Thabrani rahimahullah (wafat Hari Kamis 28 Dzulqa'dah  360 H / 26 September 971 M, usia 110 tahun; dikebumikan di samping kubur Hamamah Ad-Dausi, salah seorang sahabat Nabi) dalam kitab Mu'jam Al-Ausath dari Sahabat Anas Bin Malik (612 M, Madinah - 709 M, Basra, Irak) dan Ibnu Umar (610 - 693 M, Mekkah) radhiyallahu Anhum, yg menganggapnya sbg hadits hasan dalam kitab Shahih al-Jami' as-Shaghir, 3030 dan 3045. 

Kehancuran Orang Pelit

Selanjutnya Dr Fadhl Ilahi Dzahir, dalam kitab “Man Tushalli ‘alaihimul Malaaikah wa Man Tal‘anuhum” atau Orang2 yg Dilaknat Malaikat menulis para Imam, yaitu Imam Ahmad Ibnu Hambal, Imam Ibnu Hibban, dan Imam Al-Hakim rahimahumullah, meriwayatkan dari Sahabat Abud Darda’ Al-Anshari Radhiyallahu anhu (580 M, Madinah - 652 M, Damaskus, Suriah), ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: 

مَا طَلَعَتْ شَمْسٌ قَطُّ إِلاَّ بُعِثَ بِجَنْبَتَيْهَا مَلَكَانِ يُنَادِيَانِ يُسْمِعَانِ أَهْلَ اْلأَرْضِ إِلاَّ الثَّقَلَيْنِ، يَا أَيُّهَا النَّاسُ هَلُمُّوْا إِلَى رَبِّكُمْ فَإِنَّ مَا قَلَّ وَكَفَى خَيْرٌ مِمَّا كَثُرَ وَأَلْهَى وَلاَ آبَتْ شَمْسٌ قَطٌّ إِلاَّ بُعِثَ بِجَنْبَتَيْهَا مَلَكَانِ يُنَادِيَانِ يُسْمِعَانِ أَهْلَ اْلأَرْضِ إِلاَّ الثَّقَلَيْنِ، اَللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا وَأَعْطِ مُمْسِكًا مَالاً تَلَفًا.

"Tidaklah matahari terbit kecuali diutus di dua sisinya dua Malaikat yg berseru. Semua penduduk bumi mendengarkannya kecuali jin dan manusia, mereka berdua berkata, ‘Wahai manusia menghadaplah kalian kepada Rabb kalian, karena yg sedikit dan cukup itu tentu lebih baik daripada yg banyak tetapi dipakai untuk foya2, dan tidaklah matahari terbenam kecuali diutus di antara dua sisinya dua Malaikat yg berseru, semua penduduk bumi mendengarkannya kecuali jin dan manusia, mereka berdua berkata: ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak dan hancurkanlah harta orang yg pelit". (HR. Imam Ahmad Ibnu Hambal rahimahullah (V/197), Imam Ibnu Hibban rahimahullah (no. 686, 3329) dan Imam Al-Hakim An-Naisaburi rahimahullah (II/443).

Pantas saja jika malaikat benci kepada orang yg kikir dan bakhil. Bahkan di antara orang yg dido‘akan dgn kejelekan oleh para Malaikat adalah orang2 yg pelit untuk berinfak di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala. 

Adapun do’a kejelekan dari para malaikat, dgn dihancurkan, mempunyai makna bahwa harta itu sendiri yg hancur atau pemilik harta tsb, maksudnya adalah hilangnya kebaikan karena sibuk dgn yg lainnya.”

Doa Malaikat Untuk Pesedekah

Imam Ahmad Ibnu Hambal rahimahullah (wafat 2 Agustus 855 M, Bagdad, Irak) dan Imam Ibnu Hibban rahimahullah (884 - 965 M, Lashkar Gah, Afghanistan), meriwayatkan dari Sahabat Abi Hurairah (Abdurrahman bin Shakhr Al-Azdi Ad-Dausi, wafat 678 M, Jannatul Baqi' Madinah) Radhiyallahu anhu, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam, beliau bersabda : 

إِنَّ مَلَكًا بِبَابٍ مِنْ أَبْوَابِ السَّمَاءِ يَقُوْلُ: مَنْ يُقْرِضِ الْيَوْمَ يُجْزَى غَدًا، وَمَلَكًا بِبَابِ آخَرَ يَقُوْلُ: اَللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا وَعَجِّّلْ لِمُمْسِكٍ تَلَفًا. 

“Sesungguhnya seorang Malaikat yg ada di sebuah pintu dari pintu2 langit, berkata: ‘Barangsiapa meminjamkan pada hari ini, maka akan dibalas pada hari nanti.’ Dan seorang Malaikat lagi yang berada pada pintu yg lain berkata, ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yg berinfak dan percepatlah kehancuran harta orang yg pelit." (HR. Imam Ahmad Ibnu Hambal rahimahullah (V/198) dan Imam Al-Hakim An-Naisaburi rahimahullah (II/445).

Untuk itu, jika kita memiliki kemampuan apapun terutama kemampuan rejeki, tetap melakukan infaq, agar selamat fid diini wad dunya wal akhirah.

Ada beberapa nash yg termaktub di dalam Al-Qur’anul Karim dan Al-Hadits Asy-Syarif yg menunjukkan bahwa orang yg berinfak di jalan Allah subhanahu wa ta'ala, akan diganti oleh Allah subhanahu wa ta'ala di dunia. Tentunya, apa yg disediakan oleh Allah subhanahu wa ta'ala baginya dari pahala yg besar di akhirat. 

Firman Allah subhanahu wa ta'ala :

وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ ۖ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ

“Dan apa saja yg kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rizki yg terbaik” (QS. Saba’ : 39)

Dalam menafsirkan ayat tsb, Imaduddin Abu Al-Fida Al-Hafizh Al-Muhaddits Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir Al-Bashri Ad-Dimasyqi Asy-Syafi'i atau Al-Hafizh Imam Ibnu Katsir rahimahullah (wafat 18 Februari 1373 M di  Damaskus, Suriah) berkata : “Betapapun sedikit apa yg kamu infakkan, dari apa yg telah diperintahkan Allah kepadamu dan apa yg diperbolehkanNya, niscaya Dia akan menggantinya untukmu di dunia, dan di akhirat engkau akan diberi pahala dan ganjaran, sebagaimana yg disebutkan dalam hadits ..” 

Keterangan Para Ulama

Sultanul Mutakallimin Syaikhul Islam Syaikh Al-Mushakkikin Al-Imam Muhammad Ibn ‘Umar Ibn Al-Husain Ibn Al-Hasan Ibn ‘Aliy Ar-Razi rahimahullah (wafat 5 April 1210 M, Herat, Afghanistan) berkata, ‘Firman Allah : “Dan barang apa saja yg kamu nafkahkan maka Allah akan menggantinya” adalah realisasi dari sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ قَالَ حَدَّثَنِي أَخِي عَنْ سُلَيْمَانَ عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ أَبِي مُزَرِّدٍ عَنْ أَبِي الْحُبَابِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلَّا مَلَكَانِ يَنْزِلَانِ فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا وَيَقُولُ الْآخَرُ اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا

“Tidaklah para hamba berada di pagi hari, melainkan pada pagi itu terdapat dua malaikat yg turun. Salah satunya berdoa, ‘Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang yg berinfak’, sedang yg lain berkata, ‘Ya Allah, berikanlah kebinasaan (harta) kepada orang yg menahan (hartanya)….” (HR. Imam Bukhari rahimahullah dan)

Imam Nuruddin Abu Al-Hasan Ali ibn Sultan Muhammad Al-Hirawi Al-Qari Al-Hanafi Al-Maturidi atau Al-Mulla ‘Ali Al-Qari rahimahullah (wafat 1605 M, Jannatul Mualla Mekkah) berkata di dalam syarah hadits ini, “Yang dimaksud dgn ‘kikir’ di sini adalah pelit memberikan kebaikan atau harta bagi yg lainnya.” 

Syihabuddin Abul Fadhl Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Mahmud bin Ahmad bin Hajar Al-Kinani Al-‘Asqalani Al-Mishri Asy-Syafi’i atau Al-Hafidh Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah (18 Februari 1372 M - 2 Februari 1449 M, Kairo, Mesir) berkata : “Pengganti itu lebih baik disamarkan agar mencakup pengganti dalam bentuk harta dan pahala, karena berapa banyak orang yg berinfak , mati sebelum dia mendapatkan balasan berupa harta di dunia, maka penggantinya adalah berupa pahala di akhirat , atau dia dihalangi dari kejelekan.” (Kitab Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari, III / 305).

Itulah pengertian mengenai infaq dan berbagai keutamaannya semoga kita senantiasa selalu berinfaq dan memberikan manfaat bagi orang2 yg ada di sekitar kita.

Betapa mujurnya orang yg suka menafkahkan hartanya di jalan Allah subhanahu wa ta'ala, orang tersebut seperti seorang yg menyemaikan sebutir benih di tanah yg subur. Benih itu menumbuhkan sebatang pohon, dan pohon itu bercabang menjadi tujuh tangkai, setiap tangkai menghasilkan buah, dan setiap tangkai berisi seratus biji, sehingga benih yg sebutir itu memberikan hasil sebanyak 700 butir. Ini berarti tujuh ratus kali lipat.

Wallahu A'lam. Semoga bermanfaat !

Written by from various sources by Al-Faqir Ahmad Zaini Alawi Khodim JAMA'AH SARINYALA Kabupaten Gresik

WEBSITE 

https://www.sarinyala.id/

Facebook Jama'ah Sarinyala https://www.facebook.com/groups/1811379799080690/?ref=share

Facebook 

https://www.facebook.com/sarinyala.id/

MAJELIS NGAJI SARINYALA https://youtube.com/c/MAJELISNGAJISARINYALA

Twitter @hazanafa

Instagram : ahmadzainialawi

Sumber FB : Sarinyala.id sedang di Jamaah Sarinyala Gresik.

13 Januari 2022  · Gresik, Jawa Timur  ·