Tak Akan Kemana Rezeki Dikejar

TAK AKAN KEMANA REZEKI DIKEJAR

TAK AKAN KEMANA REZEKI DIKEJAR

by Ustadz : Luthfi Bashori

Banyak sekali di antara sekian banyak orang, yang terlalu menggebu-gebu dalam mengejar harta kekayaan, hingga berani meninggalkan kewajiban beribadah kepada Allah. Di sisi lain tidak sedikit pula orang yang malas dalam bekerja hingga hanya dapat menjadi beban bagi keluarga atau pihak lain.

Sejatinya, setiap orang Islam itu diperintahkan untuk selalu berusaha dalam menggapai rezekinya, namun tetap diwajibkan untuk menjalankan ibadah sesuai dengan fithrahnya sebagai seorang muslim. 

Adapun, sezeki yang akan diberikan oleh Allah kepada setiap orang itu, hakikatnya telah ditetapkan sesuai dengan takaran porsinya masing-masing, dan itupun tidak akan pernah berlebih, juga tidak akan berkurang jika sudah ditentukan oleh Allah.

Walaupun cara penerimaan rezeki pada setiap orang itu pasti berbeda-beda, namun kepemilikan terhadap suatu benda (rezeki) itu adalah sebuah ketentuan yang tidak dapat ditawar-tawar.

Ada orang yang cara mendapatkan kekayaan itu dengan cara yang halal dan wajar, namun tidak jarang yang cara mendapatkan hartanya itu secara haram.

Bahkan ada pula orang yang di dalam rekening banknya tertulis nilai uang dengan jumlah sangat fantastis Rp 100 Triliyun, namun akhirnya tertangkap basah, bahwa jumlah sebesar itu ternyata berasal dari hasil kejahatan, hingga sang pemilik rekening itupun tidak dapat menikmati hasil kejahatannya, karena berakhir dipenjara.

Ini pertanda bahwa ketentuan Allahlah yang mendahului keinginan manusia dalam urusan berapa banyak takaran posri seseorang itu untuk memiliki harta kekayaan.

Rasulullah SAW bersabda: “Seandainya anak Adam lari dari rezekinya sebagaimana ia lari dari mautnya, maka niscaya rezekinya akan mengejarnya sebagaimana maut pun mengejarnya.” (HR. Imam Abu Nu’aim Al-Ashbahani dari Sayyidina Jabir RA).

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Allah SWT tidak akan mencabut nyawa seseorang hamba sebelum Dia memenuhi rezeki yang telah ditentukan untuknya. 

Kesimpulan, rezeki dan ajal itu keduanya telah ditentukan oleh Allah SWT. Batasan dan takaran masing-masing juga tidak akan melampaui apa yang telah ditentukan oleh-Nya.

Sumber FB Ustadz : Luthfi Bashori